Rekap Singkat!
- Kebiasaan bruxism dapat merusak gigi dengan mengikis enamel, meningkatkan risiko kerusakan gigi seperti gigi berlubang dan retak.
- Nyeri rahang dan ketegangan otot dapat terjadi akibat kebiasaan menggertakkan gigi, yang mempengaruhi kenyamanan dan fungsi rahang.
- Gangguan pada sendi temporomandibular (TMJ) seringkali terjadi karena bruxism, menyebabkan rasa sakit dan pergerakan rahang sakit.
Bruxism atau kebiasaan menggertakkan gigi, adalah kondisi yang sering kali tidak disadari oleh banyak orang. Meskipun terlihat seperti kebiasaan yang sederhana, bruxism dapat memiliki dampak yang serius pada kesehatan gigi dan rahang Anda jika tidak segera ditangani.
Bruxism biasanya terjadi saat tidur, tetapi bisa juga terjadi pada siang hari, terutama saat seseorang sedang dalam keadaan stres atau cemas. Kebiasaan bruxism bisa terjadi pada siapa saja, baik itu anak-anak, remaja, atau orang dewasa. Meskipun sebagian orang tidak merasa sakit atau tidak sadar sedang menggertakkan giginya, kebiasaan ini bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang pada gigi dan rahang.
Alasan Kebiasaan Bruxism Bisa Membahayakan Kesehatan Gigi dan Rahang
Di bawah ini merupakan alasan mengapa Bruxism bisa membahayakan kesehatan gigi dan rahang:
1. Kerusakan Gigi
Salah satu dampak langsung dari kebiasaan bruxism adalah kerusakan pada gigi Anda. Ketika Anda menggertakkan gigi dengan keras, permukaan enamel gigi bisa terkikis. Enamel adalah lapisan pelindung gigi yang paling luar. Ketika enamel ini terkikis, gigi menjadi lebih rentan terhadap kerusakan lebih lanjut, seperti gigi berlubang atau retak. Selain itu, gigi yang terkikis juga bisa mempengaruhi penampilan estetikanya, mengurangi keindahan senyum Anda.
2. Nyeri dan Ketegangan pada Rahang
Bruxism tidak hanya berisiko merusak gigi, tetapi juga dapat menyebabkan ketegangan dan nyeri pada rahang. Otot-otot di sekitar rahang bekerja lebih keras ketika Anda menggertakkan gigi, yang bisa mengarah pada ketegangan otot. Akibatnya, Anda bisa merasakan sakit atau kelelahan pada area rahang, bahkan terkadang disertai dengan sakit kepala. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa pengobatan, nyeri bisa menjadi kronis dan mengganggu aktivitas sehari-hari Anda.
3. Gangguan Temporomandibular Joint (TMJ)
Bruxism juga dapat menyebabkan masalah pada sendi temporomandibular (TMJ), yang menghubungkan rahang bawah dengan tengkorak. Penggunaan sendi ini yang berlebihan dapat menyebabkan peradangan dan gangguan pada TMJ. Gejala dari gangguan TMJ meliputi rasa sakit pada rahang, suara “klik” atau “krak” saat membuka atau menutup mulut, serta kesulitan membuka mulut dengan lebar. Dalam beberapa kasus yang parah, gangguan TMJ bisa memerlukan perawatan medis lebih lanjut.
4. Peningkatan Risiko Gigi Sensitif
Seiring dengan kerusakan enamel, kebiasaan bruxism juga meningkatkan risiko gigi sensitif. Ketika lapisan enamel terkikis, bagian dalam gigi yang lebih sensitif, yaitu dentin, bisa terekspos. Dentin yang terekspos dapat membuat gigi lebih sensitif terhadap rangsangan seperti suhu panas atau dingin, serta makanan dan minuman manis. Gigi sensitif dapat menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang cukup mengganggu kehidupan sehari-hari Anda.
5. Peningkatan Risiko Masalah Gigi Lainnya
Selain kerusakan langsung pada gigi dan rahang, kebiasaan bruxism juga bisa meningkatkan risiko masalah gigi lainnya, seperti gusi yang meradang, infeksi, atau bahkan kehilangan gigi. Ketika gigi mengalami kerusakan yang parah akibat bruxism, Anda mungkin perlu menjalani prosedur perawatan lebih lanjut, seperti perawatan saluran akar atau pencabutan gigi. Selain itu, bruxism yang tidak terkontrol juga dapat mempengaruhi struktur gigi secara keseluruhan, merusak keseimbangan gigitan dan menyebabkan masalah lain yang lebih kompleks.
Bruxism adalah kondisi yang dapat memiliki dampak serius bagi kesehatan gigi dan rahang Anda jika tidak segera ditangani. Kerusakan gigi, nyeri pada rahang, gangguan TMJ, gigi sensitif, dan peningkatan risiko masalah gigi lainnya adalah beberapa alasan mengapa Anda perlu waspada terhadap kebiasaan ini. Jika Anda mencurigai bahwa Anda mengalami bruxism, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter gigi untuk penanganan lebih lanjut.
Cek kesehatan gigi secara rutin di Damessa. Pemeriksaan gigi yang teratur akan membantu mendeteksi masalah sejak dini dan mencegah kerusakan lebih lanjut akibat bruxism atau masalah gigi lainnya. Apakah Anda suka konten seperti ini? Untuk info lebih lanjut dan melihat berbagai konten menarik lainnya, follow juga Instagram @damessa.dentalclinic.
Referensi:
Johns Hopkins Medicine. (n.d.). Bruxism. Retrieved October 2, 2025, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/bruxism
Ditinjau oleh: drg. Brenda Regina Christy
Merupakan dokter gigi lulusan pendidikan Dokter Gigi Universitas Airlangga yang merupakan seorang Supervisor Dentist Human Capital di Damessa Dental Care.