Gigi yang maju atau dikenal juga dengan istilah “overjet” dan sering disebut sebagai tonggos, adalah kondisi ketika deretan gigi atas maupun bawah cenderung menonjol ke depan. Akibatnya gigi terlihat tidak rata. Bagi sebagian orang, gigi yang maju adalah sebuah masalah terutama berkaitan dengan penampilan. Tidak heran jika banyak orang yang memperbaiki kondisi gigi maju ini dengan perawatan behel atau kawat gigi.
Gigi yang maju dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Selain faktor genetik dan perkembangan, beberapa kebiasaan buruk yang dilakukan sehari-hari sejak dini dapat menyebabkan atau memperburuk kondisi ini. Oleh sebab itu, artikel berikut akan membahas tiga kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan gigi menjadi maju dan perlu dihindari.
Hindari Gigi Maju dengan Tahu 3 Kebiasaan Buruknya!
1. Mengisap Jari atau Dot Terlalu Lama
Kebiasaan buruk menghisap jari atau dot sering ditemui pada anak-anak terutama usia 1-5 tahun. Meski terlihat tidak membahayakan, kebiasaan ini bisa berdampak negatif jika berlangsung dalam jangka panjang. Untuk anak usia 0-2 tahun, menghisap jari adalah kebiasaan yang normal dan sering kali merupakan cara anak menenangkan diri. Tidak ada kebutuhan mendesak untuk menghentikannya pada tahap ini. Namun pada anak usia 3 tahun ke atas, kebiasaan menghisap jari mulai perlu diperhatikan karena sebagian besar anak secara alami akan berhenti melakukannya.
Menghisap jari atau dot secara berlebihan dapat menyebabkan maloklusi, yaitu ketidaksejajaran gigi, yang bisa mempengaruhi pertumbuhan rahang. Saat anak menghisap dot, tekanan terus-menerus diberikan pada gigi depan atas dan bawah. Tekanan ini dapat mendorong gigi depan atas maju ke depan, sementara gigi depan bawah bisa terdorong ke belakang. Tekanan konstan dari dot juga bisa menyebabkan rahang atas menjadi sempit atau mengalami perubahan bentuk, sehingga gigi tidak memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh dengan benar.
2. Bernapas Melalui Mulut
Bernapas melalui mulut atau mouth breathing adalah kebiasaan buruk yang dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa, dimana seseorang menghirup dan mengeluarkan udara melalui mulut. Umumnya penyebab mouth breathing adalah obstruksi nasal, seperti alergi, sinusitis kronis, polip hidung, deviasi septum, atau pembengkakan adenoid dan tonsil yang dapat menyumbat saluran hidung, memaksa seseorang untuk bernapas melalui mulut. Gejala yang biasa menyertai yaitu kurangnya aliran udara di hidung, bersin, pilek, mendengkur saat tidur, kemungkinan obstructive sleep apnoea syndrome (OSAS), dan peningkatan infeksi pernapasan seperti infeksi telinga, sinusitis, dan tonsilitis.
Mouth breathing merupakan kebiasaan yang paling sering menimbulkan kelainan pada struktur wajah dan oklusi gigi, karena apabila dilakukan dalam intensitas dan frekuensi yang tinggi, dapat menyebabkan kelainan pada otot-otot di sekitar mulut. Ketika seseorang bernapas melalui mulut, lidah biasanya berada di dasar mulut daripada di langit-langit mulut. Posisi lidah yang tidak tepat ini mengurangi dorongan alami pada gigi atas, sehingga gigi cenderung bergerak maju. Selain itu, saat seseorang sedang bernapas melalui mulut, kondisi bibir atas dan bawah tidak rapat. Padahal, fungsi normal bibir adalah menahan gigi-gigi depan dari tekanan lidah sehingga tidak bergerak maju ke depan. Tanpa kontrol tekanan dari otot bibir atas saat posisi bibir terbuka, gigi depan bisa menjadi maju.
3. Menggigit Benda Keras
Menggigit benda yang terlalu keras secara berulang dapat menyebabkan gigi maju atau protrusi. Menggigit benda keras seperti pensil, kuku, atau benda lainnya memberikan tekanan berulang pada gigi dan rahang. Tekanan ini dapat menyebabkan gigi bergerak maju dari posisi normalnya. Kebiasaan ini bisa mengubah distribusi tekanan pada gigi dan jaringan pendukung gigi. Gigi depan menerima tekanan yang tidak seimbang saat seseorang menggigit benda keras dengan gigi depan. Tekanan ini bisa mendorong gigi maju seiring waktu, terutama jika kebiasaan ini berlangsung lama.
Rutinlah mengunjungi dokter gigi untuk pemeriksaan dan mendapatkan saran yang tepat tentang bagaimana mengatasi kebiasaan menggigit benda keras dan mengurangi dampaknya.
Memahami kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan gigi maju adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan mulut. Kebiasaan seperti mengisap jari atau dot, bernapas melalui mulut, dan menggigit benda keras sering kali dianggap sepele. Padahal, kebiasaan tersebut memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan gigi.
Maka ada baiknya untuk mengatasi dan meninggalkan kebiasaan ini. Karena dengan mengatasi kebiasaan-kebiasaan ini sejak dini, kita dapat mencegah masalah gigi maju dan ketidaksejajaran rahang di kemudian hari. Bagi orang tua, penting untuk memantau kebiasaan anak dan memberikan edukasi tentang perawatan gigi yang benar. Konsultasi dengan dokter gigi atau ortodontis secara rutin juga sangat dianjurkan untuk mendapatkan saran yang tepat tentang cara merawat gigi agar tetap sehat dan dalam posisi yang benar.
Salah satu klinik gigi yang sangat direkomendasikan adalah klinik Damessa. Sebab, klinik Damessa memiliki beberapa kelebihan dari klinik gigi lain. Pertama, klinik Damessa tersebar di berbagai cabang di area Jabodetabek dan berlokasi strategis. Kedua, Damessa memiliki dokter-dokter yang profesional dan datang dari berbagai universitas top. Ketiga, fasilitas yang ditawarkan Damessa adalah fasilitas modern. Terakhir, klinik ini adalah klinik yang family friendly untuk keluarga. Yuk, rencanakan perawatan gigi Anda ke Damessa sekarang! Untuk konten menarik lainnya, Anda bisa cek di instagram Damessa Family Dental Care @damessa.dentalclinic .
Ditinjau oleh: drg. Brenda Regina Christy
Merupakan dokter gigi lulusan pendidikan Dokter Gigi Universitas Airlangga yang merupakan seorang Supervisor Dentist Human Capital di Damessa Dental Care.