Tongue tie atau ankyloglossia adalah kondisi yang sering terjadi pada bayi baru lahir, tetapi sering kali tidak terdeteksi sejak dini. Kondisi ini ditandai dengan adanya jaringan tipis di bawah lidah (frenulum lingual) yang lebih pendek atau kaku dari biasanya, sehingga membatasi pergerakan lidah. Akibatnya, bayi yang mengalami tongue tie dapat mengalami kesulitan dalam menyusu atau berbicara di kemudian hari jika tidak ditangani dengan baik.
Meskipun tongue tie bukanlah kondisi yang mengancam nyawa, tetapi dampaknya dapat berpengaruh pada tumbuh kembang bayi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami kondisi ini, mengenali gejalanya, serta mengetahui kapan tindakan medis diperlukan untuk mengatasi tongue tie agar bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Rekap Singkat!
- Tongue tie atau ankyloglossia adalah kondisi bawaan lahir di mana jaringan frenulum lingual terlalu pendek atau kaku, sehingga membatasi pergerakan lidah bayi.
- Tongue tie dapat disebabkan oleh faktor genetik, gangguan perkembangan janin, atau kelainan struktural pada mulut.
- Jika tongue tie menyebabkan gangguan serius, dokter bedah mulut dapat merekomendasikan prosedur seperti frenotomi (pemotongan frenulum dengan gunting steril) atau frenuloplasty (operasi lebih kompleks dengan jahitan) untuk memperbaiki pergerakan lidah.
Apa itu Tongue Tie?
Tongue tie adalah kondisi bawaan lahir di mana jaringan frenulum lingual yang menghubungkan bagian bawah lidah dengan dasar mulut terlalu pendek, tebal, atau kaku. Normalnya frenulum ini akan menipis dan meregang dengan sendirinya saat bayi tumbuh, tetapi pada beberapa kasus jaringan ini tetap pendek atau kaku dan membatasi gerakan lidah. Akibatnya, bayi mengalami kesulitan dalam menggerakkan lidah.
Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan bayi untuk menyusu. Saat menyusu, bayi perlu menggerakkan lidahnya secara optimal untuk menciptakan hisapan yang kuat. Jika pergerakan lidah terbatas, bayi bisa mengalami kesulitan mendapatkan cukup ASI dan menyebabkan penurunan berat badan. Tidak hanya itu, tongue tie yang tidak ditangani sejak dini juga dapat berdampak pada perkembangan bicara anak di masa depan.
Tongue tie memiliki berbagai tingkat keparahan mulai dari ringan hingga berat. Pada kasus ringan, bayi mungkin masih bisa menyusu dengan cukup baik, tetapi pada kasus yang lebih berat, pergerakan lidah benar-benar terbatas. Oleh karena itu, diagnosis dan penanganan yang tepat sangat diperlukan untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup serta menghindari potensi masalah di masa mendatang.
Penyebab Tongue Tie pada Bayi Baru Lahir
Beberapa faktor dapat menjadi penyebab terjadinya tongue tie pada bayi. Berikut adalah beberapa penyebab umum yang dapat berkontribusi terhadap kondisi ini:
1. Faktor Genetik
Tongue tie sering kali merupakan kondisi yang diturunkan dalam keluarga. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat tongue tie, maka kemungkinan besar bayi mereka juga akan mengalami kondisi yang sama. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa gen yang bertanggung jawab atas perkembangan jaringan di mulut bisa mengalami mutasi, menyebabkan frenulum tidak berkembang dengan sempurna.
Dalam beberapa kasus, tongue tie dapat muncul sebagai bagian dari sindrom genetik tertentu yang memengaruhi perkembangan jaringan ikat. Oleh karena itu, jika terdapat riwayat keluarga dengan kondisi ini, penting bagi orang tua untuk lebih waspada dan segera berkonsultasi dengan dokter setelah bayi lahir.
2. Gangguan Perkembangan Janin
Selama perkembangan di dalam kandungan, frenulum lidah biasanya mengalami proses pemisahan secara alami. Namun, pada beberapa bayi, proses ini tidak berjalan sempurna, menyebabkan frenulum tetap tebal atau pendek. Gangguan ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kekurangan nutrisi selama kehamilan atau paparan zat berbahaya yang memengaruhi perkembangan janin.
Faktor lain seperti gangguan hormon selama kehamilan juga dapat memengaruhi pertumbuhan jaringan bayi, termasuk jaringan di dalam mulut. Oleh karena itu, menjaga kesehatan selama kehamilan sangat penting untuk memastikan perkembangan janin berlangsung optimal.
3. Kelainan Struktural pada Mulut
Beberapa bayi lahir dengan struktur anatomi mulut yang tidak berkembang sempurna, termasuk frenulum yang lebih pendek atau kaku. Kelainan ini dapat terjadi tanpa penyebab yang jelas, tetapi sering kali berhubungan dengan gangguan perkembangan jaringan lunak di dalam rongga mulut.
Selain tongue tie, bayi yang mengalami kelainan struktural pada mulut mungkin juga memiliki masalah lain yang berkaitan dengan kemampuan menyusu atau berbicara. Dalam kasus seperti ini, pemeriksaan oleh dokter spesialis bedah mulut sangat diperlukan untuk menentukan langkah perawatan yang tepat.
Tanda Bayi Mengalami Tongue Tie
Sebagai orang tua, mengenali tanda-tanda tongue tie sejak dini sangat penting agar bayi mendapatkan penanganan yang tepat. Berikut beberapa tanda yang bisa menjadi indikasi bayi mengalami kondisi ini:
- Kesulitan Menyusu
Bayi dengan tongue tie sering kali mengalami kesulitan dalam menyusu, terutama dalam menciptakan hisapan yang cukup kuat. Mereka mungkin terlihat sering melepaskan payudara atau botol susu saat menyusu, menunjukkan tanda frustrasi, atau tidak merasa kenyang meskipun menyusu dalam waktu lama.
Akibatnya, bayi dapat mengalami penurunan berat badan atau tumbuh dengan lambat. Selain itu, ibu yang menyusui bayi dengan tongue tie sering kali mengalami nyeri puting karena bayi tidak dapat menyusu dengan posisi yang benar.
- Lidah Sulit Bergerak Bebas
Jika bayi memiliki tongue tie, lidahnya mungkin tidak bisa menjulur keluar dari mulut atau menyentuh langit-langit mulut dengan baik. Saat menangis, lidah bayi mungkin terlihat berbentuk hati atau memiliki lekukan di bagian tengahnya karena tertarik oleh frenulum yang pendek.
Keterbatasan gerakan lidah ini bisa berdampak pada perkembangan bicara bayi di masa depan. Anak-anak dengan tongue tie yang tidak diobati cenderung mengalami kesulitan dalam mengucapkan beberapa huruf tertentu.
Tindakan Medis untuk Tongue Tie
Jika tongue tie menyebabkan masalah serius pada bayi, dokter mungkin merekomendasikan tindakan medis untuk mengatasinya. Salah satu prosedur yang umum dilakukan adalah frenotomi, yaitu pemotongan frenulum dengan gunting steril untuk melepaskan keterbatasan pergerakan lidah. Prosedur ini biasanya dilakukan tanpa anestesi dan hanya membutuhkan waktu beberapa detik.
Untuk kasus yang lebih kompleks, dokter dapat melakukan frenuloplasty, yaitu prosedur bedah yang melibatkan jahitan untuk memperbaiki frenulum. Setelah prosedur, bayi umumnya dapat menyusu lebih baik dalam waktu singkat.
Tongue tie adalah kondisi yang dapat berdampak pada kemampuan bayi untuk menyusu, berbicara, dan makan dengan baik. Mengenali gejala sejak dini serta memahami kapan harus mencari bantuan medis sangat penting agar bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Jika ragu, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Klinik Gigi Damessa bisa membantu Anda dengan layanan profesional dan dokter berpengalaman yang memahami kebutuhan bayi dan anak. Dengan pendekatan yang ramah anak, Damessa menjadi pilihan tepat untuk konsultasi kesehatan mulut si kecil.
Segera jadwalkan konsultasi di Klinik Gigi Damessa untuk memastikan tumbuh kembang buah hati Anda berjalan optimal.
Ingin tahu lebih banyak informasi dan tips seputar kesehatan gigi anak dan keluarga? Temukan dan follow kami di Instagram: @damessa.dentalclinic!
Referensi:
- National Library of Medicine. (2023). Ankyloglossia (Tongue-Tie). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482295/.
- Mayo Clinic. (2024). Tongue-Tie (ankyloglossia). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tongue-tie/symptoms-causes/syc-20378452.
Ditinjau oleh: drg. Brenda Regina Christy
Merupakan dokter gigi lulusan pendidikan Dokter Gigi Universitas Airlangga yang merupakan seorang Supervisor Dentist Human Capital di Damessa Dental Care.