Cara merapikan gigi dengan tangan

Rekap Singkat!

  • Cara merapikan gigi dengan tangan sering dilakukan terutama oleh anak muda.
  • Tindakan ini tampak sederhana, namun berisiko tinggi bagi kesehatan gigi dan mulut.
  • Fakta medis menunjukkan dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan ini.

Tren cara merapikan gigi dengan tangan atau alat seadanya banyak dijumpai, terutama di kalangan remaja. Video tutorial dan klaim “hasil instan” membuat metode ini semakin diminati. Padahal, dari sudut pandang medis, tindakan tersebut sangat berisiko dan bisa menimbulkan kerusakan permanen pada struktur gigi.

Keinginan memiliki senyum rapi memang wajar, tetapi harus dilakukan melalui prosedur yang aman dan terstandar medis. Merapikan gigi tanpa pengawasan profesional tidak hanya sia-sia, tapi juga membahayakan.

7 Fakta Medis tentang Cara Merapikan Gigi dengan Tangan

Berikut akan dibahas tujuh fakta medis yang perlu diketahui tentang cara merapikan gigi dengan tangan sebelum tergoda mencoba cara ini.

1. Berisiko Merusak Akar dan Jaringan Gigi

Menekan atau mendorong gigi menggunakan tangan bisa memberikan tekanan yang tidak merata dan tidak terukur pada gigi. Gigi bukan benda kaku yang bisa digeser sesuka hati, struktur di dalamnya terdiri dari akar, pembuluh darah, dan saraf yang sensitif. Jika tekanan terlalu besar, akar gigi bisa rusak atau bahkan menyebabkan gigi copot.

Kerusakan pada akar gigi juga tidak terlihat secara langsung, tapi bisa menimbulkan masalah dalam jangka panjang. Akibatnya, pasien bisa mengalami gigi goyang, nyeri berkepanjangan, atau bahkan kehilangan gigi permanen.

2. Bisa Menyebabkan Infeksi Serius

Tangan yang digunakan untuk menyentuh mulut, terutama tanpa kebersihan memadai, membawa banyak bakteri. Saat seseorang mencoba cara merapikan gigi dengan tangan atau alat sembarangan, risiko luka pada gusi dan rongga mulut pun meningkat. Luka kecil ini bisa menjadi pintu masuk bakteri dan menyebabkan infeksi serius.

Infeksi pada jaringan mulut dapat berkembang menjadi abses (nanah) yang menyakitkan dan bahkan menyebar ke jaringan wajah atau leher. Dalam kasus ekstrem, infeksi gigi bisa memicu komplikasi yang memerlukan penanganan darurat di rumah sakit.

3. Mengubah Posisi Gigi Tanpa Ilmu Bisa Mengganggu Rahang

Gigi yang berpindah posisi tanpa memperhatikan keseimbangan struktur rahang bisa menyebabkan maloklusi, yaitu ketidaksesuaian antara gigi atas dan bawah saat menggigit. Hal ini bukan hanya masalah estetika, tapi bisa berdampak pada fungsi mulut seperti mengunyah dan berbicara.

Gangguan posisi rahang juga bisa memicu rasa nyeri pada sendi temporomandibular (TMJ) yang terletak di dekat telinga. Jika sudah mengalami gangguan ini, pengobatannya cukup kompleks dan tidak bisa dilakukan secara instan.

4. Efeknya Tidak Permanen dan Cenderung Merusak

Meski terlihat seperti ada perubahan dalam waktu singkat, hasil dari merapikan gigi dengan tangan umumnya tidak bertahan lama. Gigi bisa kembali ke posisi semula karena tidak ada alat penahan (retainer) atau prosedur medis yang menopang hasil pergeseran.

Lebih buruk lagi, perubahan posisi yang tidak proporsional bisa merusak gigi tetangga, mengubah gigitan, dan membuat gigi menjadi tidak simetris. Alih-alih memperbaiki penampilan, hasil akhirnya justru bisa merusak kepercayaan diri.

5. Tidak Didukung Oleh Ilmu Kedokteran Gigi

Semua prosedur perawatan gigi yang sah dan aman memiliki dasar ilmiah serta dilakukan oleh tenaga profesional. Cara merapikan gigi dengan tangan tidak pernah disarankan oleh dokter gigi, karena tidak ada satu pun literatur medis yang mendukung praktik ini. Cara merapikan gigi dengan tangan ini masuk kategori self-treatment yang berbahaya.

Kesehatan gigi dan mulut adalah bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Mengabaikan aspek medis dan mencoba metode asal-asalan tanpa pengawasan hanya akan membawa risiko lebih besar. Perawatan ortodontik (seperti behel atau aligner) harus dilakukan oleh dokter spesialis ortodonti.

Meskipun tampak sederhana dan “murah”, cara merapikan gigi dengan tangan menyimpan risiko medis yang jauh lebih besar dari manfaatnya. Tidak sedikit kasus yang berakhir di klinik gigi karena pasien mengalami kerusakan akibat mencoba memperbaiki posisi gigi sendiri. Jangan mudah tergoda oleh tren tanpa dasar ilmiah yang valid.

Langkah terbaik untuk merapikan gigi adalah dengan konsultasi langsung ke dokter gigi yang profesional. Hanya melalui prosedur medis yang sesuai, Anda bisa mendapatkan hasil yang aman, sehat, dan estetik.

Jika Anda ingin merapikan gigi secara aman dan terukur, kunjungi klinik Damessa untuk konsultasi dan perawatan yang tepat. Dapatkan informasi terbaru dan edukasi seputar kesehatan gigi melalui Instagram resmi @damessa.dentalclinic

Referensi:

Smile Avenue Family Dentistry. (2020). A Step-by-Step Guide on How to Safely and Painlessly Pull Out a Tooth at Home. https://www.smileavenuefamilydentistry.com/how-to-safely-and-painlessly-pull-out-a-tooth-at-home/

Ditinjau oleh: drg. Brenda Regina Christy

Merupakan dokter gigi lulusan pendidikan Dokter Gigi Universitas Airlangga yang merupakan seorang Supervisor Dentist Human Capital di Damessa Dental Care.