Rekap Singkat!
- Mitos ulat gigi berasal dari kepercayaan kuno dan tradisi pengobatan alternatif.
- Secara medis, sakit gigi disebabkan oleh infeksi bakteri, bukan ulat.
- Mitos masih dipercaya karena rendahnya literasi kesehatan dan akses layanan medis.
Banyak orang di Indonesia, terutama di daerah pedesaan, masih percaya bahwa sakit gigi disebabkan oleh “ulat gigi”. Istilah ini menggambarkan seolah-olah ada makhluk hidup kecil yang tinggal di dalam gigi berlubang dan menyebabkan rasa nyeri. Kepercayaan ini sudah turun-temurun dan bahkan kadang dipertegas oleh pengobatan tradisional yang mengklaim berhasil mengeluarkan ulat dari gigi seseorang.
Namun, seiring berkembangnya ilmu kedokteran gigi, pemahaman ini mulai dipertanyakan. Benarkah ada ulat hidup di dalam gigi? Ataukah ini hanya salah kaprah akibat keterbatasan ilmu dan teknologi di masa lalu? Berikut ini akan dibahas asal-usul mitos tersebut, fakta medis yang sebenarnya, serta mengapa kepercayaan ini masih bertahan hingga kini.
Asal-Usul Mitos Ulat Gigi
Mitos tentang ulat gigi tidak hanya ada di Indonesia. Nah, di masa lalu, banyak budaya di berbagai belahan dunia meyakini bahwa sakit gigi disebabkan oleh cacing atau ulat kecil yang hidup di dalam gigi. Mitos ini tercatat dalam catatan sejarah kuno, seperti peradaban Mesopotamia yang menyebutkan “cacing gigi” sebagai penyebab utama rasa nyeri di gigi.
Kepercayaan ini lahir karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa lampau. Tanpa adanya mikroskop atau pemahaman tentang bakteri, masyarakat mencoba mencari penjelasan yang masuk akal atas rasa nyeri yang timbul dari dalam mulut. Ketika seseorang mencabut gigi dan melihat jaringan mati atau serpihan makanan membusuk di dalamnya, mereka menganggap itulah ulat yang menyebabkan sakit.
Di Indonesia sendiri, istilah “ulat gigi” menjadi populer melalui praktik pengobatan tradisional. Ada yang menggunakan bahan-bahan alami untuk diteteskan ke dalam gigi berlubang, dan ketika keluar cairan hitam atau jaringan mati, hal itu dianggap sebagai bukti ulat yang dikeluarkan. Padahal, secara medis, tidak ada makhluk hidup seperti itu dalam gigi.
Penjelasan Medis Tentang Ulat Gigi
Menurut dunia kedokteran gigi, tidak pernah ditemukan ulat atau cacing hidup di dalam gigi manusia yang sehat atau bahkan berlubang. Penyebab utama sakit gigi adalah infeksi bakteri, terutama bakteri Streptococcus mutans, yang menghasilkan asam dari sisa makanan dan merusak enamel gigi hingga terbentuk karies (lubang).
Ketika lubang semakin dalam dan mencapai pulpa (saraf gigi), infeksi bisa menyebabkan peradangan hebat yang memicu rasa nyeri luar biasa. Inilah yang sering disalahartikan sebagai “gigitan” ulat. Padahal, nyeri ini adalah respons tubuh terhadap kerusakan jaringan akibat bakteri, bukan karena adanya makhluk hidup.
Dalam beberapa kasus, pasien melihat seperti ada “cacing” kecil keluar dari gigi setelah pengobatan tradisional. Namun itu biasanya adalah sisa jaringan yang mati atau serpihan makanan yang membusuk, bukan ulat atau hewan hidup. Teknologi seperti mikroskop gigi dan rontgen sudah membuktikan bahwa mitos ini tidak memiliki dasar ilmiah.
Mengapa Mitos Ini Masih Dipercaya?
Meski ilmu kedokteran sudah membuktikan bahwa “ulat gigi” tidak ada, nyatanya mitos ini masih banyak dipercayai, terutama di kalangan masyarakat yang belum memiliki akses informasi kesehatan yang baik. Rendahnya literasi kesehatan menjadi faktor utama penyebaran mitos ini dari generasi ke generasi.
Selain itu, pengobatan tradisional yang menggunakan cara-cara sederhana namun mengesankan tetap menarik perhatian masyarakat. Ketika ada “benda” yang keluar dari gigi usai ditetesi ramuan, hal tersebut memberi ilusi keberhasilan, padahal itu hanya reaksi bahan kimia alami terhadap jaringan gigi yang sudah rusak.
Kurangnya akses ke klinik gigi dan biaya yang dianggap mahal juga mendorong masyarakat untuk memilih jalan pintas melalui pengobatan alternatif. Padahal, jika dibiarkan tanpa penanganan medis, infeksi gigi bisa menyebar hingga ke rahang bahkan menyebabkan komplikasi serius lainnya.
Kepercayaan akan keberadaan ulat gigi memang telah melekat lama di masyarakat, namun penting untuk memahami bahwa ini hanyalah mitos yang tidak didukung bukti medis. Sakit gigi disebabkan oleh infeksi bakteri, bukan karena adanya makhluk hidup di dalam gigi. Edukasi dan pemahaman yang benar adalah kunci untuk menghilangkan kesalahpahaman ini.
Jika Anda mengalami sakit gigi, jangan tunda untuk memeriksakannya ke klinik gigi profesional. Kunjungi Klinik Gigi Damessa untuk penanganan yang tepat, aman, dan berbasis medis. Dapatkan juga berbagai tips kesehatan gigi lainnya dengan mengikuti akun Instagram di @damessa.dentalclinic.
Referensi:
Healthline. (2020). Debunking the Myth of Tooth Worms and Other Cavity Causes. https://www.healthline.com/health/dental-and-oral-health/tooth-worm
Ditinjau oleh: drg. Brenda Regina Christy
Merupakan dokter gigi lulusan pendidikan Dokter Gigi Universitas Airlangga yang merupakan seorang Supervisor Dentist Human Capital di Damessa Dental Care.