perawatan gigi palsu

Rekap Singkat!

  • Gigi palsu butuh perawatan khusus agar fungsinya optimal dan tidak menimbulkan masalah kesehatan, seperti infeksi atau bau mulut.
  • Pola makan berpengaruh pada daya tahan gigi palsu, hindari makanan keras, lengket, dan biasakan makan perlahan.
  • Membersihkan dan menyimpan gigi palsu dengan benar mencegah plak serta infeksi, termasuk stomatitis dan pneumonia aspirasi.

Gigi palsu atau denture merupakan alat prostodontik yang didesain untuk menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang. Gigi palsu sendiri dibagi menjadi dua jenis berdasarkan kemampuannya untuk dilepas-pasang oleh pasien, yakni fixed denture dan removable denture. Secara umum, keduanya memiliki komponen yang hampir serupa, yang membedakan adalah pada removable denture, atau biasa kita kenal dengan sebutan gigi palsu lepasan, ada komponen yang bernama konektor.

Perlu diingat dan diperhatikan kembali, bahwa gigi palsu merupakan suatu alat, yang berarti apabila digunakan dengan tidak tepat, baik penyimpanannya maupun cara penggunaannya, maka tujuannya sebagai alat untuk menggantikan gigi yang hilang tidak akan tercapai dengan maksimal. Gigi palsu yang baru selesai dibuat atau pertama kali digunakan juga membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Apabila langsung dipaksakan untuk makan atau tidak diberikan waktu bagi rongga mulut untuk beradaptasi, ditakutkan bahwa tidak akan ada perubahan yang terjadi dari rongga mulut atau dengan kata lain fungsi dari gigi palsu tidak tercapai. 

Artikel ini akan membahas 3 hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan perawatan gigi palsu supaya tahan lama dan tidak menimbulkan permasalahan yang lain.

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan

    Gigi merupakan komponen tubuh yang penting dan berfungsi untuk pengunyahan. Salah satu struktur dari gigi, yakni enamel, merupakan jaringan yang paing keras, bahkan lebih keras dari tulang, dan paling termineralisasi. Hal ini dikarenakan, enamel gigi tersusun dari mineral, terutama kristal hidroksiapatit, sebanyak 96%, sehingga ketika ada gigi yang hilang dan digantikan dengan alat prostodontik maka fungsinya tidak akan sebaik gigi aslinya. Maka dari itu, pola dan jenis makanannya juga perlu diperhatikan untuk menjaga alternatif dari gigi palsu ini, diantaranya:

    1. Jangan memaksakan untuk makan makanan yang keras, telan dari yang lunak terlebih dahulu
    2. Jangan menggigit menggunakan gigi depan
    3. Makan sedikit demi sedikit, tetapi secara berkala
    4. Hindari makanan yang sangat lengket
    5. Pilih makanan yang mudah ditelan bersamaan dengan air liur atau cairan dalam rongga mulut

    Panduan Membersihkan Gigi Palsu


    Gigi palsu, bila tidak dibersihkan, mampu menimbulkan plak yang didominasi oleh bakteri Candida alabicans. Plak ini mampu menyebabkan banyak permasalahan lebih lanjut, seperti stomatitis, bau mulut, pneumonia aspirasi, dan lain sebagainya. Untuk terhindar dari hal tersebut, diperlukan tata cara pembersihan yang benar, diantaranya:

    1. Membersihkan dengan sikat gigi dan menggunakan bahan pembersih
    2. Tidak menggunakan pasta gigi (untuk membersihkan gigi tiruan)
    3. Melepaskan gigi tiruan untuk mengistirahatkannya
    4. Membersihkan gigi yang tersisa dengan sikat gigi dan bersihkan permukaan mukosa dengan kain kasa atau sikat spons.

    Penanganan (Handling) Ketika akan Tidur

    Ketika akan tidur gigi palsu ini bisa dilepas maupun tetap dipakai. Hal ini tergantung dari kondisi gigi geligi pasien dan anamnesis atau pemeriksaan dari dokter gigi yang menangani serta jenis gigi palsu tersebut. Bila gigi palsu dilepas dan direndam dalam air atau denture cleanser mampu mengistirahatkan permukaan mukosa mulut, sedangkan bila digunakan ketika tidur mampu mengurangi beban dari gigi yang tersisa.

    Tiga poin itulah yang termasuk hal-hal yang perlu diperhatikan pengguna gigi palsu supaya tetap awet dan terhindar dari berbagai macam penyakit di kemudian hari. Bila Anda membutuhkan konsultasi lebih lanjut mengenai gigi palsu, Anda bisa langsung datang ke Klinik Gigi Damessa

    Referensi

    Young M. F. (2016). Skeletal biology: Where matrix meets mineral. Matrix biology : journal of the International Society for Matrix Biology, 52-54, 1–6. https://doi.org/10.1016/j.matbio.2016.04.003

    Ditulis oleh: Bahtra Nuh – Mahasiswa pendidikan Dokter Gigi Universitas Airlangga.

    Ditinjau oleh: drg. Brenda Regina Christy

    Dokter gigi lulusan pendidikan Dokter Gigi Universitas Airlangga yang merupakan seorang Supervisor Dentist Human Capital di Damessa Dental Care.