Maloklusi adalah kondisi ketika susunan gigi atas dan bawah Anda tidak sejajar atau tidak pas saat menggigit. Istilah ini berasal dari bahasa Latin “mal” yang berarti buruk, dan “occlusion” yang berarti penutupan atau kontak antara gigi atas dan bawah. Dalam keadaan normal, gigi seharusnya menyatu secara simetris saat Anda menutup mulut. Namun, jika Anda mengalami maloklusi, maka gigitan menjadi tidak rata, yang bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan mulut.
Menurut American Association of Orthodontists (AAO), maloklusi tidak hanya berpengaruh pada estetika wajah, tetapi juga bisa mengganggu fungsi mengunyah, berbicara, hingga menyebabkan ketegangan pada rahang.
Jenis-Jenis Maloklusi
Maloklusi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuk dan arah ketidaksesuaian gigi:
1. Kelas I
Ini adalah jenis maloklusi yang paling umum. Dalam kondisi ini, hubungan antara gigi atas dan bawah sebenarnya masih tergolong normal, tetapi terjadi tumpang tindih gigi atau posisi gigi yang tidak rapi. Meskipun ringan, jenis ini tetap dapat menyebabkan gangguan seperti sulit membersihkan gigi secara menyeluruh.
2. Kelas II (Overbite)
Jenis ini terjadi saat gigi atas Anda menonjol jauh ke depan dibandingkan gigi bawah. Ini sering disebut sebagai “gigi tonggos”. Kelas II bisa disebabkan oleh pertumbuhan rahang bawah yang terlalu pendek atau rahang atas yang terlalu panjang.
3. Kelas III (Underbite)
Pada kasus ini, gigi bawah justru lebih maju daripada gigi atas. Ini dikenal juga sebagai “gigi maju bawah”. Kondisi ini sering kali berhubungan dengan pertumbuhan rahang bawah yang berlebihan atau rahang atas yang kurang berkembang.
Penyebab Maloklusi
Maloklusi bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa penyebab yang paling umum antara lain:
- Faktor keturunan: Jika orang tua Anda memiliki bentuk rahang atau susunan gigi yang tidak rata, besar kemungkinan Anda juga akan mengalami hal serupa.
- Kebiasaan buruk masa kecil: Mengisap jempol, menggunakan empeng terlalu lama, atau menggigit benda keras dapat mengganggu pertumbuhan rahang.
- Kehilangan gigi: Gigi yang tanggal dan tidak segera diganti bisa menyebabkan gigi di sekitarnya bergeser, mengubah susunan gigi secara keseluruhan.
- Cedera atau trauma: Kecelakaan yang melibatkan wajah dapat menyebabkan perubahan posisi gigi atau rahang.
Dampak Maloklusi
Jika dibiarkan, maloklusi bisa berdampak jangka panjang. Beberapa di antaranya:
- Kesulitan mengunyah: Gigi yang tidak sejajar membuat Anda sulit menggigit makanan dengan efektif.
- Masalah bicara: Posisi gigi yang tidak normal bisa memengaruhi artikulasi kata.
- Masalah kebersihan gigi: Gigi yang tumpang tindih menyulitkan Anda dalam menyikat atau membersihkan sela-sela gigi, yang bisa berujung pada gigi berlubang atau penyakit gusi.
- Nyeri rahang atau sakit kepala: Ketegangan pada otot rahang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman yang menjalar ke leher atau kepala.
- Penurunan rasa percaya diri: Maloklusi sering membuat seseorang merasa malu tersenyum atau berbicara di depan umum.
Diagnosis dan Pemeriksaan
Dokter gigi atau ortodontis akan memeriksa kondisi gigi dan rahang Anda secara menyeluruh. Pemeriksaan bisa mencakup:
- Pemeriksaan visual
- Rontgen gigi dan rahang
- Cetakan gigi untuk melihat hubungan antara gigi atas dan bawah
Dengan data ini, dokter akan menentukan jenis maloklusi dan perawatan yang paling sesuai.
Cara Mengatasi Maloklusi
Perawatan untuk maloklusi bervariasi, tergantung pada tingkat keparahannya. Berikut beberapa metode yang umum digunakan:
- Behel (kawat gigi): Digunakan untuk mengatur posisi gigi agar sejajar. Ini merupakan metode paling umum dan efektif, baik untuk anak-anak maupun dewasa.
- Aligner transparan: Alternatif behel yang lebih estetis dan bisa dilepas pasang. Biasanya dikenal dengan sebutan clear aligner dari brand tertentu.
- Operasi ortognatik: Pada kasus maloklusi berat yang disebabkan oleh masalah struktur rahang, pembedahan mungkin dibutuhkan untuk memperbaiki posisi rahang.
- Retainer: Digunakan setelah pemakaian behel untuk menjaga posisi gigi tetap rapi.
American Dental Association (ADA) menyatakan bahwa deteksi dini dan penanganan maloklusi sejak usia muda dapat mencegah komplikasi lebih lanjut. Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter gigi jika:
- Mengalami kesulitan menggigit atau mengunyah
- Merasa nyeri pada rahang
- Gigi terlihat tumpang tindih atau tidak rata
- Merasa terganggu secara estetika dan ingin memperbaiki senyum
Maloklusi bukan hanya persoalan estetika, tetapi bisa berdampak langsung pada kesehatan dan kualitas hidup Anda. Dengan penanganan yang tepat, Anda bisa mendapatkan susunan gigi yang lebih sehat, rapi, dan nyaman.
Jika Anda merasa memiliki tanda-tanda maloklusi, sebaiknya segera periksa ke klinik gigi terpercaya. Cek kesehatan gigi dan rahang Anda sekarang juga di Klinik Gigi Damessa untuk mendapatkan penanganan dari tenaga profesional yang berpengalaman.